WELCOME

Senin, 07 Februari 2011

Menggambar Konstruksi Lantai dari Keramik / Ubin

Pemasangan keramik/ubin/parket tergantung dari bentuk ruangan dantata letak lubang pintunya. Untuk mendapatkan pemasangan ubin yang baik harus diperhatikan perencanaan secara menyeluruh untuk pasangan ubin semua ruangan yang berkaitan. Dibuat demikian untuk mendapatkan kesan bahwa setiap ruangan seolah-olah tidak berdiri sendiri. Dan kebiasaannya perencanaan pemasangan keramik atau ubin berpedoman pada pintu utama. Dan bila mana rumah bertingkat maka pemasangannya selain berpedoman pintu utama juga harus memperhatikan arah yang ke anak tangga, karena akan berkaitan dengan pemasangan lantai atas.

Sabtu, 05 Februari 2011

PENGENDALIAN PROYEK KERJA (ILMU SIPIL.COM)

Pengendalian dan pengawasan proyek diperlukan agar kualitas yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan memperoleh jaminan bahwa tujuan proyek dilaksanakan sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek adalah:

a. Pengendalian mutu

b. Pengendalian tenaga kerja.

c. Pengendalian waktu

d. Pengendalian teknis

e. Pengendalian biaya

f. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek tersebut. Secara umum pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu.

b. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.

c. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan.

d. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahannya dan pelaksanaan selanjutnya.

Pengendalian Mutu

Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adalah pengendalian mutu bahan dan pengendalian mutu peralatan. Tujuan dari pengendalian mutu ini adalah agar kualitas pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan atau material struktur, peralatan kerja, pelaksanaan pekerjaan, dan hasil pekerjaan. Metode-metode yang dapat dilakukan dalam pengawasan kualitas/mutu pekerjaan antara lain adalah sebagai berikut.

a. Pengawasan dan pengukuran langsung di lapangan.

b. Perhitungan sebagai fungsi kontrol.

c. Melakukan pengujian di lapangan.

Hasil pengawasan tersebut digunakan sebagai data dalam pembuatan laporan kemajuan proyek, serta hambatan yang timbul dalam suatu proyek. Dengan pengecekan dan pengawasan tersebut, diharapkan akan terwujud sistem pengendalian proyek yang terpadu, sehingga akan didapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.

Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi ada beberapa standar acuan, diantaranya yaitu :

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( NI.2-1971 )

b. Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI.8-1972 )

c. Peraturan Perencanaan Baja Indonesia 1984

d. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982, NI-3

e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

f. American Society for Testing Material (ASTM)

g. Peraturan Pengecatan, NI – 12.

Pengendalian Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right man in the right place), oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini, seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada tim pelaksana. Jika target proyek direncanakan selesai dengan waktu yang terbatas, maka juga harus ditambah jumlah tenaganya sesuai dengan kebutuhan. Perlu diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, pekerjaan dapat segera terselesaikan. Hal ini juga menyebabkan pemborosan dalam pembayaran upah tenaga kerja. Penentuan jumlah tenaga kerja juga harus sesuai dengan produktifitas tenaga kerja itu sendiri. Diperlukan perhitungan yang matang agar diperoleh jumlah tenaga yang efisien dan optimum agar target pekerjaan dapat terpenuhi.

Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran pelaksanaan pekerjaan. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan.

Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari. Manfaat dari time schedule adalah :

a. sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan-batasan untuk masing-masing pekerjaan,

b. sebagai alat koordinasi bagi pimpinan,

c. sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat dengan bantuan time schedule ini, serta

d. sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan.

Kontrol terhadap pelaksanaan kerja adalah dengan membandingkan kurva S pelaksanaan dengan kurva S penawaran. Jika kurva S pelaksanaan berada diatas kurva S penawaran berarti pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari yang ditargetkan. Jika hasil kurva S pelaksanaan berada dibawah kurva S penawaran berarti pekerjaan mengalami keterlambatan. Untuk mengejar keterlambatan diambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menambah jam kerja (lembur).

b. Penambahan jumlah tenaga.

c. Evaluasi terhadap manajemen kontraktor khususnya mengenai pelaksanaan proyek.

d. Penyediaan bahan dipercepat.

Pengendalian Teknis

Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu.

a. Laporan harian

Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan, atau perintah- perintah yang disusun oleh pelaksana dengan persetujuan Konsultan/ Manajemen Konstruksi ( MK ). Biasanya dibuat pada akhir jam kerja. Dalam laporan harian memuat antara lain:

1) Kejadian penting pada hari tersebut (seperti kesepakatan tambah/kurang pekerjaan, perubahan desain, dan lain-lain).

2) Keadaan cuaca di lokasi proyek.

3) Situasi dan kondisi yang menyebabkan pekerjaan ditunda atau dihentikan.

4) Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya.

5) Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja, dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di lapangan.

b. Laporan mingguan

Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu, meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang digunakan disusun oleh bagian teknik/administrasi kontraktor dengan persetujuan konsultan /Manajemen Konstruksi (MK). Adapun gambaran mengenai laporan mingguan sebagai berikut.

1) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan material yang digunakan beserta volumenya.

2) Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya.

3) Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.

4) Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.

5) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan peralatan serta cara menanganinya.

6) Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu.

7) Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.

c. Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya. Dalam laporan bulanan terdapat hal-hal sebagai berikut.

1) Data umum proyek.

2) Master schedule.

3) Monthly progress report (persentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat).

4) Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.

5) Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.

6) Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya.

7) Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap.

8) Foto dokumentasi yang merupakan tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek kemajuan proyek.

Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh quality control dan ditandatangani oleh project manager sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan, kemudian diserahkan kepada konsultan/Manajemen Konstruksi (MK)

d. Rapat Koordinasi

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama.

Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya.

Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar absensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

Pengendalian K3

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan.

Pengendalian K3 dalam Proyek Pembangunan High rise building yaitu :

a. Implementasi dan operasi K3:

1) pokok perhatian : kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pemaparan kondisi dilingkungan.

2) training K3 untuk proyek.

3) komunikasi dan konsultasi atau safety meeting.

4) rencana tanggap darurat.

b. Pembuatan safety plan.

c. Pemasangan alat pemadam kebakaran.

d. Checking & corrective action.

e. Management Review.

Penerapan K3 pada proyek ‘tempat penulis kerja praktek’ dapat dikategorikan memenuhi syarat. Hal ini dapat dilihat dari Gambar sebagian besar pekerja yang memakai APD (Alat Pelindung Diri) seperti helm proyek dan safety shoes.


created by : ilmusipi.com

Senin, 31 Januari 2011

Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

DINDING BATU BUATAN
A. DINDING BATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)

B. DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.


Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

DINDING KAYU
A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.

B. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.

C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

DINDING BATU ALAM
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

Rabu, 26 Januari 2011

Sifat fisik dan mekanik kayu bahan bangunan (ilmusipil)

sifat-sifat Fisik Kayu, yaitu :

Berat Jenis kayu

Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa) sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk menentukan sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu makin besar. Makin ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil. Berat jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori.
Keawetan alami kayu.

Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.

Warna kayu.

Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh : tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.

Higroskopik

Higroskopik yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air ke dalam kayu menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini berhubungan dengan sifat mengembang dan menyusut kayu.

Tekstur kayu

Tekstur kayu yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan menjadi :

*Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.

*Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.

*Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.

Berat kayu.

Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.
.
Kelas berat Kayu Berat Jenis Contoh
sangat berat > 0,90 kayu giam, balau
Berat 0,75 – 0,90 Kulim
Agak berat 0,60 – 0,75 Bintangur
Ringan < 0,60 balsa, pinu Kekerasan Kayu. Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh kayu yang sangat keras : balau, giam, kayu besi, dll. Kayu keras, yaitu kulim, pilang, dll. Kayu sedang, yaitu : mahoni, meranti, dll. Kayu lunak, yaitu : pinus, balsa, dll. Kepadatan/kerapatan kayu, kepadatan kayu yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi (volume) dari sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin banyak selnya, dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka kekuatannya juga tinggi. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih renggang sehingga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras. Sifat mengembang dan menyusut Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada arah tangensial : 4-14%, arah radial : 2 – 8 %, arah axial : 0,1 – 0,2 %. Sifat mekanik kayu meliputi : 1. Kuat tarik, yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar dibandingkan kuat tarik tegak lurus serat. 2. Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat tekan sejajar serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat. 3. Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat geser sejajar serat biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat. 4. Kuat Lentur, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur. 5. Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang berusaha membelah kayu.

Sabtu, 22 Januari 2011

PENGERTIAN AUTOCAD

AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk tujuan tertentu dalam menggambar serta merancang dengan bantuan komputer dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih dikenali sebagai “Computer-aided drafting and design program” (CAD). Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama sekali dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan khusus seperti bidang Mekanikal Engineering, Sipil, Arsitektur, Desain Grafik, dan semua bidang yang berkaitan dengan penggunaan CAD.

Sistem program gambar dapat membantu komputer ini akan memberikan kemudahan dalam penghasilan model yang tepat untuk memenuhi keperluan khusus di samping segala informasi di dalam ukuran yang bisa digunakan dalam bentuk laporan, Penilaian Bahan (BOM), fungsi sederhana dan bentuk numerial dan sebagainya. Dengan bantuan sistem ini dapat menghasilkan sesuatu kerja pada tahap keahlian dan yang tinggi ketepatan di samping menghemat waktu dengan hanya perlu memberi beberapa petunjuk serta cara yang mudah.

Gambar yang dibentuk melalui program autocad dapt diubah bentuk-nya untuk keperluan grafik yang lain melalui beberapa format seperti DXF ( Data Exchanged File), IGES, dan SLD. Tambahan pula membantu program ini juga, berkemampuan untuk membentuk dan menganalisa model pepejal dalam kerja-kerja rekabentuk kejuruteraan. Untuk memenuhi keperluan yang lebih canggih, perisian ini mampu membawa pengguna mengautomasikan kerja-kerja penggunaan pengaturcaraan sokongan seperti LISP, dan ADS untuk membentuk arahan tambahan tersendiri.

Sebelum sesuatu kerja dilakukan, asas mengetahui sesuatu sistem perkomputeran beroperasi adalah penting bagi memudahkan segala kerja yang dilakukan supaya tidak timbul sebarang masalah sama ada sebelum atau selepas penggunaan sistem tersebut.Oleh itu, perkara asas yang perlu diketahui sebelum pengendalian sesuatu komputer adalah seperti pengetahuan dalam penggunaan sistem operasi (operating system), penggunaan “hardware” dan “software”. Saya akan menceritakan lebih lanjut serta menerangkan secara ringkas beberapa perkara penting yang perlu diambil perhatian sebelum perisian grafik ini dijalankan dalam pos saya yang akan datang.

Tehnik EXTRUDE dengan TAPER ANGLE

Wookeh…penjelasan judul diatas gini gan,yaitu meng-Extrude atau memberi ketebalan pada sebuah Objek dengan menggunakan TAPER ANGLE guna membuat sudut kemiringan/sudut lancip.
Langsung praktek aja ya gan,biyar lebih jelas,,kita focus pada perintah “EXTRUDE”.

Saya mempunyai object 4 persegi seperti ini:
image www.ilmugrafis.com
Lalu,pada posisi SE ISOMETRIC VIEW,objek 2D tersebut akan saya jadikan object 3D dengan menggunakan perintah Extrude dan saya berikan kemiringan.caranya:
1. Extrude
2. Seleksi objek
3. Maka pada command toolbar ada 3 pilihan
image www.ilmugrafis.com

4. Pilih “ta”(singkatan dari taper angle)

5. Masukan nilai kemiringan : 50
image www.ilmugrafis.com

6. masukan nilai ketinggian:800
image www.ilmugrafis.com
Maka hasilnya seperti ini:
image www.ilmugrafis.com
Catatan :
Jika nilai sudutnya (+) maka ketebalan objek tersebut akan meruncing keatas, semakin besar nilainya maka semakin runcing pula.begitu jg sebaliknya, jika nilai sudutnya (-) maka ketebalan objek tersebut akan melebar keatas,semakin besar nilainya (-)maka semakin melebar pula sudut kemiringanya,seperti ini:
image www.ilmugrafis.com
Dengan menggunakan tehnik extrude diatas,sederhananya saya buat atap rumah Jadul seperti ini:
image www.ilmugrafis.com
Membuat atap rumah dengan Autocad

anda bisa mempelajari teknik-teknik dasar autocad yang lain karena telah diterangkan di tutorial - Tutorial Autocad sebelumnya

Sekian dulu tutor Acad dari saya,,jk ada yg kurang jelas bisa agan tanyaka di email saya….
Terimakasih, SEMOGA BERMANFAAT

LATIHAN MENDESAIN GAMBAR 3 DIMENSI

Buku LATIHAN MENDESAIN GAMBAR 3 DIMENSI DENGAN AutoCAD 2002

Resensi oleh:RICS
Keinginan untuk menghasilkan desain gambar 3 dimensi dari setiap praktisi, pelajar maupun mahasiswa yang sudah sangat menggeluti dunia desain rancang bangun, maka akan lebih mudah serta lebih memiliki hasil desain yang mutunya tinggi jika menggunakan komputer serta perangkat lunak atau software AutoCAD untuk menghasilkan desain bentuk 3 dimensi yang lebih riil dan nyata, dibandingkan dengan menggunakan mesin meja gambar (manual).
Penerapan perintah-perintah untuk mengembangkan desain 2 dimensi menjadi 3 dimensi secara bertahap serta diikuti dengan tampilan perubahan gambar-gambar, membuat kemudahan bagi pemula maupun serta menambah tingkat kemudahan bagi yang sudah terampil menggunakan AutoCAD.
Penggunaan warna dan materials pada setiap desain 3 dimensi serta dilakukannya proses rendering, sehingga membuat tampilan gambar 3 dimensi tampak lebih riil atau nyata.
Meskipun buku ini sudah diterbitkan tahun 2004, namun masih sangat relevan penggunaannya untuk menghasilkan bentuk-bentuk desain 3 dimensi serta sesuai dengan yang diinginkan dan tidak akan kalah dengan hasil dari AutoCAD release yang lebih tinggi.
Hal ini juga karena sangat sulitnya untuk mendapatkan software AutoCAD realese yang lebih tinggi serta sangat tergantung dengan waktu yang sangat dibatasi masa berlaku registrasinya, terutama diluar P. Jawa dan Bali. Untuk AutoCAD realese 2002, disamping mudah diperoleh copy-annya jika mengalami gangguan terhadap harddisk, serta belum lagi volume kesibukan untuk menyelesaikan banyaknya jumlah desain yang harus dikerjakan secepatnya, membuat para pemakai AutoCAD 2002 lebih memilih tetap menggunakannya dari pada melakukan perburuan AutoCAD realese yang lebih tinggi.
Tenaga-tenaga terampil tingkat menengah serta Mahasiswa yang sudah tidak mau menggunakan mesin meja gambar untuk menghasilkan hasil desain 2D dan 3D serta dituntut untuk menggunakan AutoCAD, maka solusinya adalah menggunakan prinsip-prinsip yang terdapat dalam buku ini didalam penerapan atau proses mendesain 2D menjadi 3D.
Hasil maksimal akan terwujud dalam proses alih teknologi tersebut, sebab yang diterapkan pada setiap penggunaan perintah-perintah dimulai dengan bentuk atau jenis gambar sederhana hingga desain yang sangat sulit.



Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI


Jl. Palmerah Selatan 22, Jakarta 10270


Web Page : http://www.elexmedia.co.id
Buku LATIHAN MENDESAIN GAMBAR 3 DIMENSI DENGAN AutoCAD 2002 Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/computers/1803202-buku-latihan-mendesain-gambar-dimensi/

Menjadikan gambar Autocad Ke PDF

Dalam tutorial ini kita akan belajar untuk membuat file PDF dari gambar AutoCAD.
Ada empat kemungkinan metode untuk membawa AutoCAD menggambar menjadi file Adobe Illustrator.

Metode Yang di gunakan:

1. Langsung ke tempat yang menggambar di AutoCAD Illustrator file.
2. Converting an AutoCAD drawing menjadi format PDF dan menempatkan PDF file di Illustrator.
3. Copy dan paste (hanya untuk digunakan jika 1 dan 2 tidak berhasil)
4. Simpan sebagai EPS

Metode 1 merupakan metode sederhana, sebagai salah satu tempat yang dapat menggambar di AutoCAD Illustrator file dengan menggunakan tempat perintah. Namun dalam metode ini adalah gambar yang tidak pada skala tertentu dan harus skala secara manual dengan menggunakan skala bar sebagai acuan. Proses ini bisa sangat membosankan dan tidak akurat.

Metode 2 ekstra melibatkan satu langkah membuat file PDF dari gambar AutoCAD. Keuntungan menggunakan metode ini adalah bahwa keluaran PDF dapat berada pada skala yang diperlukan. Dengan demikian ketika kita tempatkan ke dalam PDF
Illustrator file yang ada di di skala yang diperlukan dan tidak memerlukan penyesuaian lebih lanjut dari segi skala.

Membuat PDF:
Catatan: Adobe PDF writer / Acrobat penyuling diminta untuk dapat dikonversi dari sebuah gambar yang AutoCAD PDF. Membuat PDF mirip dengan pencetakan dari AutoCAD, satu-satunya perbedaan adalah pilihan Adobe Acrobat PDF penulis atau penyuling sebagai printer.

LANGKAH - I. Memilih Printer:
1. Buka AutoCAD dan membuka peta tapak dibuat dalam tutorial # B1
2. Jenis' plot 'di baris perintah. Dari "File" pilih menu "Plot .."
3. J "Plot" kotak dialog akan muncul.
4. Klik pada "Plot Device" tab jika belum aktif.
5. Di bawah "komplotan Konfigurasi" pilih printer yang merupakan penulis ATAU Acrobat PDF penyuling.




















Langkah ke - II. Selecting the Print Area:
Di dalam plot setting ( plot area ) scrol kebawah tanda panah dan cari window kemudian klik window selanjutnya klik area yang anda ingin plot menjadi pdf.

Langkah Ke - III. Setting up the Plot Scale:
Catatan: pada skala yang plot di peta tapak ke pdf adalah skala yang akan diimpor ke dalam ketika Adobe Illustrator, sehingga Anda perlu membuat skala keputusan pada saat ini. Khas untuk tapak skala peta adalah 1 "= 20 ', 1" = 50', 1 "= 100 ', 1" = 200', 1 "= 400 'dll

Pengertian sistem kontrak konstruksi (ilmusipil.com)

Kontrak proyek sistem Rancang Bangun (Design and build contract)

¨ Secara teknis istilah rancang bangun (design build atau design construct) adalah lebih jelas menggambarkan pembagian tugas dalam kontrak tersebut

¨ manajemen/kontraktor/”target=”_parent”rel=”external”title=”kontraktor” >Kontraktor melaksanakan perencanaan dan pembangunan, perencanaan dapat dilakukan melalui konsultan perencana, tetapi kontrak perencanaan kepada kontraktor bukan kepada pengguna jasa

¨ Selain dapat keuntungan, kontraktor sekaligus juga mendapat bayaran untuk jasa perencanaannya, Pembayaran pertermin

¨ Pengguna jasa tidak lagi menempatkan konsultan pengawas tetapi cukup menunjuk wakil yang fungsi dan tugasnya mengamati jalannya pekerjaan apakah sesuai spesifikasi teknis dan jadwal

¨ Diperlukan jaminan kemampuan membayar dari pengguna jasa yang besarnya senilai kontrak dan masa berlaku selama masa pelaksanaan.

¨ Perlu kehati-hatian pengguna jasa dalam memelih kontraktor karena semua aspek pembangunan proyek dipercayakan kepada satu perusahaan. Jadi profesionalisme dan bonafidifitas perusahaan harus benar-benar dipertimbangkan dalam memilih kontraktor

Kontrak proyek sistem Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa (Contractor full prefinancing)

¨ Penyedia jasa mendanai seluruh pekerjaan sesuai kontrak, setelah pekerjaan selesai 100% diterima dengan baik Pengguna jasa, barulah Penyedia jasa dibayar sekaligus 95%, 5% untuk retensi
.

¨ Pengguna jasa harus memberi jaminan bank kepada penyedia jasa dan harus tetap berlaku selama masa pelaksanaan pekerjaan.

¨ Jaminan pembayaran bukan instrumen pembayaran dan baru dapat docairkan jika ada permasalahan pengguna jasa cedera janji

¨ Dalam kontrak sistem ini pengguna jasa harus menanggung biaya uang (cost of money) dan dibebankan pada nilai kontrak.

kontrak proyek sistem BOT/BOO/BLT


¨ Kontrak ini merupakan pola kerjasama antara pemilik tanah/lahan dengan investor untuk menjadikan lahan menjadi satu fasilitas tertentu

¨ Setelah pembangunan fasilitas selesai, investor diberi hak untuk mengelola dan memungut hasil dari fasilitas tersebut selama kurun waktu tertentu.

¨ Setelah masa pengoperasian selesai fasilitas tadi dikembalikan kepada pengguna jasa.

¨ Selama masa pengoperasian fasilitas harus masih dalam keadaan baik, sehingga untuk perawatan ini diperlukan kontrak tersendiri.

¨ Bentuk kontrak BOO, disini setelah dibangun, investor diberi hak untuk untuk mengelola dan pada akhirnya memiliki sebagian dari fasilitas yang ada sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

¨ Bentuk kontrak BLT sedikit berbeda dengan BOT. disini setelah fasilitas selesai dibangun, pemilik fasilitas seolah-olah menyewa untuk satu kurun waktu kepada investor untuk dipakai sebagai angsuran dari investasi yang sudah ditanam. Atau fasilitas bisa juga disewakan kepada pihak lain dengan perjanjian sewa yang hasilnya diserahkan kepada investor.

Unsur-unsur dalam Kontrak proyek konstruksi

¨ Yang terlibat langsung:

– Pemberi tugas (pengguna Jasa)

– Kontraktor (Penyedia Jasa Pelaksanaan)

– Konsultan (Penyedia Jasa Perencanaan dan Penyedia Jasa Pengawasan/MK)

¨ Yang terlibat dalam proses pembangunan

– Pemberi tugas

– Kontraktor

– Konsultan

– Pemerintah

– bank

Created by:ILMUSIPIL>COM

Rumah Minimalis





Selasa, 04 Januari 2011

sifat fisik dan mekanik kayu bahan bangunan (ilmusipil.com)

sifat-sifat Fisik Kayu, yaitu :

Berat Jenis kayu

Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa) sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk menentukan sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu makin besar. Makin ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil. Berat jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori.

Keawetan alami kayu.

Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.

Warna kayu.

Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh : tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.

Higroskopik

Higroskopik yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air ke dalam kayu menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini berhubungan dengan sifat mengembang dan menyusut kayu.

Tekstur kayu

Tekstur kayu yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan menjadi :

*Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.

*Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.

*Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.

Berat kayu.

Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.
Kelas berat Kayu Berat Jenis Contoh
sangat berat > 0,90 kayu giam, balau
Berat 0,75 – 0,90 Kulim
Agak berat 0,60 – 0,75 Bintangur
Ringan < 0,60 balsa, pinu

Kekerasan Kayu.

Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh kayu yang sangat keras : balau, giam, kayu besi, dll. Kayu keras, yaitu kulim, pilang, dll. Kayu sedang, yaitu : mahoni, meranti, dll. Kayu lunak, yaitu : pinus, balsa, dll.

Kepadatan/kerapatan kayu,

kepadatan kayu yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi (volume) dari sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin banyak selnya, dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka kekuatannya juga tinggi. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih renggang sehingga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras.

Sifat mengembang dan menyusut

Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada arah tangensial : 4-14%, arah radial : 2 – 8 %, arah axial : 0,1 – 0,2 %.

Sifat mekanik kayu meliputi :

1. Kuat tarik, yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar dibandingkan kuat tarik tegak lurus serat.
2. Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat tekan sejajar serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
3. Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat geser sejajar serat biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
4. Kuat Lentur, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
5. Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang berusaha membelah kayu.

Created by: ILMUSIPIL.COM

Cara Menghitung Baja (ilmusipil.com)

Tipe – tipe Baja Struktural Beserta Propertiesnya

Jenis Baja Tegangan putus minimum, fu (Mpa) Tegangan leleh minimum, Fy (Mpa) Peregangan Minimum (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Perencanaan Struktur Baja yang memikul gaya tarik aksial

Simbol yang digunakan :

Nu = Gaya aksial ultimate (maksimum)

Nn = Gaya aksial nominal (gaya aksial ultimate yang telah dikalikan faktor koreksi)

Untuk memikul gaya aksial, ada 2 kondisi kritis yang menjadi acuan perhitungan, yaitu :

Kondisi Failure akibat kondisi leleh

Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.9 dan Nu =Ag.Fy, sehingga :

Nn = ɸ x Nu

Nn = 0.9 x Ag x Fy

Dimana : Ag = Luas kotor penampang Baja

Fy = Tegangan yield (leleh) baja.

Kondisi Failure akibat terjadinya Fraktur

Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.75 dan Nu =Ae.Fu sehingga :

Nn = ɸ x Nu

Nn = 0.75 x Ae x Fu

Dimana : Ae = Luas efektif penampang Baja

Fu = Tegangan ultimate baja.

Secara singkat, hitung saja nilai dari kedua rumus di atas dan diambil nilai yang terkecil. Permasalahan yang mungkin timbul adalah bagaimana menentukan luas kotor dan luas efektif dari suatu penampang. Luas kotor dan luas efektif mungkin timbul bila pada penampang terdapat sambungan yang mengurangi luasan penampang, misal sambungan baut.

Luas Bruto (Kotor) Penampang Baja.

Yang dimaksud dengan luas kotor penampang baja adalah luasan penampang baja total tanpa memperhitungkan adanya pengurangan luas penampang akibat lubang baut.

Luas Efektif Penampang Baja.

Yang dimaksud dengan luas efektif penampang baja adalah luasan penampang baja dikurangi dengan luasan penampang lubang untuk baut.

Melakukan perhitungan luas efektif Baja bergantung pada jenis – jenis sambungannya. Sambungan yang dapat digunakan antara lain sambungan baut dan sambungan las. Namun pada prinsipnya luas penampang efektif, Ae , besarnya adalah luas penampang total, A , dikalikan dengan faktor reduksi, U. Atau secara matematis ditulis sebagai berikut :

Ae = A x U

Untuk Sambungan Baut :

Pada prinsipnya jika terdapat beberapa lubang baut pada pelat, kita harus memperkirakan bentuk patahan yang mungkin terjadi. Contoh kasusnya seperti ini :

patahan 1-2-3

tutorial-struktur-baja

Dari gambar di atas, ada tiga buah lubang baut yaitu lubang 1 ,lubang 2 dan lubang 3. Model patahan yang mungkin muncul adalah 1 – 3, atau 1 – 2 – 3 (perhatikan jalur patahannya).

Rumus umum yang digunakan untuk kasus semacam ini adalah :

Ae = Ag – n x d x t – Σ (s2 x t/4u)

Untuk patahan 1 – 3, nilai s = 0 sehingga Ae = Ag – n x d x t.

Dimana : d adalah diameter lubang, t adalah tebal pelat dan n adalah banyaknya lubang baut.

Catatan : dalam SNI ditentukan bahwa luas total seluruh lubang baut tidak boleh melebihi 15% dari luas penampang utuh.

Untuk memahami darimana rumus ini diperoleh, kita harus mengamati penampang dari pelat tersebut. Bila digambarkan penampang pelat tersebut, kira-kira seperti ini :

perhitungan-baja

Dari gambar penampang pelat di atas terlihat bahwa luas efektif pelat adalah luas kotor penampang baja dikurangi dengan luas lubang (daerah putus – putus, diasumsikan persegi panjang) yaitu sebesar n x d x t.

Untuk Sambungan Las (Welding)

Jika l > 2w, maka U = 1

Jika 2w > l > 1.5w, maka U = 0.87

Jika 1.5w > l > w, maka U = 0.75

Dimana l adalah panjang las dan w adalah lebar pelat.

Sekian tutorial singkat mengenai perhitungan kapasitas aksial (tarik) penampang Baja. Komentar dan kritik akan saya terima dengan terbuka

Untuk perhitungan baja, masih ada tentang kapasitas penampang untuk menerima gaya momen lentur, gaya tekan, dan kombinasi gaya. Untuk lebih jelasnya akan saya coba susun dalam tutorial berikutnya.

Posted by:ilmusipil.com

Cara Menghitung Baja (ilmusipil.com)

Tipe – tipe Baja Struktural Beserta Propertiesnya

Jenis Baja Tegangan putus minimum, fu (Mpa) Tegangan leleh minimum, Fy (Mpa) Peregangan Minimum (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Perencanaan Struktur Baja yang memikul gaya tarik aksial

Simbol yang digunakan :

Nu = Gaya aksial ultimate (maksimum)

Nn = Gaya aksial nominal (gaya aksial ultimate yang telah dikalikan faktor koreksi)

Untuk memikul gaya aksial, ada 2 kondisi kritis yang menjadi acuan perhitungan, yaitu :

Kondisi Failure akibat kondisi leleh

Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.9 dan Nu =Ag.Fy, sehingga :

Nn = ɸ x Nu

Nn = 0.9 x Ag x Fy

Dimana : Ag = Luas kotor penampang Baja

Fy = Tegangan yield (leleh) baja.

Kondisi Failure akibat terjadinya Fraktur

Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.75 dan Nu =Ae.Fu sehingga :

Nn = ɸ x Nu

Nn = 0.75 x Ae x Fu

Dimana : Ae = Luas efektif penampang Baja

Fu = Tegangan ultimate baja.

Secara singkat, hitung saja nilai dari kedua rumus di atas dan diambil nilai yang terkecil. Permasalahan yang mungkin timbul adalah bagaimana menentukan luas kotor dan luas efektif dari suatu penampang. Luas kotor dan luas efektif mungkin timbul bila pada penampang terdapat sambungan yang mengurangi luasan penampang, misal sambungan baut.

Luas Bruto (Kotor) Penampang Baja.

Yang dimaksud dengan luas kotor penampang baja adalah luasan penampang baja total tanpa memperhitungkan adanya pengurangan luas penampang akibat lubang baut.

Luas Efektif Penampang Baja.

Yang dimaksud dengan luas efektif penampang baja adalah luasan penampang baja dikurangi dengan luasan penampang lubang untuk baut.

Melakukan perhitungan luas efektif Baja bergantung pada jenis – jenis sambungannya. Sambungan yang dapat digunakan antara lain sambungan baut dan sambungan las. Namun pada prinsipnya luas penampang efektif, Ae , besarnya adalah luas penampang total, A , dikalikan dengan faktor reduksi, U. Atau secara matematis ditulis sebagai berikut :

Ae = A x U

Untuk Sambungan Baut :

Pada prinsipnya jika terdapat beberapa lubang baut pada pelat, kita harus memperkirakan bentuk patahan yang mungkin terjadi. Contoh kasusnya seperti ini :

patahan 1-2-3

tutorial-struktur-baja

Dari gambar di atas, ada tiga buah lubang baut yaitu lubang 1 ,lubang 2 dan lubang 3. Model patahan yang mungkin muncul adalah 1 – 3, atau 1 – 2 – 3 (perhatikan jalur patahannya).

Rumus umum yang digunakan untuk kasus semacam ini adalah :

Ae = Ag – n x d x t – Σ (s2 x t/4u)

Untuk patahan 1 – 3, nilai s = 0 sehingga Ae = Ag – n x d x t.

Dimana : d adalah diameter lubang, t adalah tebal pelat dan n adalah banyaknya lubang baut.

Catatan : dalam SNI ditentukan bahwa luas total seluruh lubang baut tidak boleh melebihi 15% dari luas penampang utuh.

Untuk memahami darimana rumus ini diperoleh, kita harus mengamati penampang dari pelat tersebut. Bila digambarkan penampang pelat tersebut, kira-kira seperti ini :

perhitungan-baja

Dari gambar penampang pelat di atas terlihat bahwa luas efektif pelat adalah luas kotor penampang baja dikurangi dengan luas lubang (daerah putus – putus, diasumsikan persegi panjang) yaitu sebesar n x d x t.

Untuk Sambungan Las (Welding)

Jika l > 2w, maka U = 1

Jika 2w > l > 1.5w, maka U = 0.87

Jika 1.5w > l > w, maka U = 0.75

Dimana l adalah panjang las dan w adalah lebar pelat.

Sekian tutorial singkat mengenai perhitungan kapasitas aksial (tarik) penampang Baja. Komentar dan kritik akan saya terima dengan terbuka

Untuk perhitungan baja, masih ada tentang kapasitas penampang untuk menerima gaya momen lentur, gaya tekan, dan kombinasi gaya. Untuk lebih jelasnya akan saya coba susun dalam tutorial berikutnya.

Posted by:ilmusipil.com

Perhitungan Struktur Bangunan

Secara garis besar sebuah perencanaan struktur bangunan merupakan pencarian dimensi yang tepat untuk digunakan pada bentuk bangunan yang sudah didesain sebelumnya, perhitungan struktur bangunan meliputi: perhitungan struktur atap, struktur plat lantai, struktur kolom, struktur pondasi da struktur tangga serta konstruksi pelengkap jika diperlukan.


Perhitungan Struktur Rangka Atap

Perencanaan Stuktur Atap ini direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas
gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai
rangka baja profil dobel siku.
Data teknis

* Bentang kuda- kuda (L) : 20 m
* Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) : 3,354 m
* Kemiringan atap ( α ) : 45°
* Penutup atap : genteng (50 kg/m²)
* Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)
* Mutu baja profil siku : BJH 37
* Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²
* Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II
* Koefisien angin pantai : 40 kg/m²
* Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²

berapa dimensi usuk yang dibutuhkan?

Perencanaan Reng

Pembebanan Reng

* Berat genting (gt) = 50 kg/m²
* Jarak reng (Jr) = 0,25 m
* Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Berapa dimensi reng yang dibutuhkan?

Perencanaan Usuk
Pembebanan Usuk

* Berat genting (gt) = 50 kg/m3
* Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
* Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Perencanaan Gording
Pembebanan gording

* Jarak antar balok (l) = 3,354 m
* Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
* Jarak plapon (Jp) = 1,50 m
* Berat sendiri gording ditafsir (ggd) = 5,93 kg/m
* Berat sendiri plapon (gp) = 18 kg/m

Berapa dimensi gording yang dibutuhkan?

Perhitungan Struktur Plat
Data teknis :

* Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
* Mutu baja (fy) = 240 MPa
* Beban lantai tribun (qLL) = 5 kN/m2
* Beban tangga (qt) = 3 kN/m2
* Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m
* Berat satuan spesi/ adukan = 0,21 kN/m2
* Berat keramik = 0,24 kN/m2
* Berat satuan eternit = 0,11 kN/m2
* Berat satuan penggantung = 0,07 kN/m2
* Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3

berapa tebal plat lantai yang dibutuhkan?

contoh data-data teknis diatas merupakan data yang kita butuhkan sebelum melakukan proses perhitungan perencanaan struktur, data tersebut dapatkita peroleh dari SNI (Standar Nasioal Indonesia) , Produser bahan, Desain bangunan, PBI dll.

Posted by:ILMUSIPIL.COM

Perhitungan Struktur Bangunan

Secara garis besar sebuah perencanaan struktur bangunan merupakan pencarian dimensi yang tepat untuk digunakan pada bentuk bangunan yang sudah didesain sebelumnya, perhitungan struktur bangunan meliputi: perhitungan struktur atap, struktur plat lantai, struktur kolom, struktur pondasi da struktur tangga serta konstruksi pelengkap jika diperlukan.


Perhitungan Struktur Rangka Atap

Perencanaan Stuktur Atap ini direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas
gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai
rangka baja profil dobel siku.
Data teknis

* Bentang kuda- kuda (L) : 20 m
* Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) : 3,354 m
* Kemiringan atap ( α ) : 45°
* Penutup atap : genteng (50 kg/m²)
* Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)
* Mutu baja profil siku : BJH 37
* Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²
* Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II
* Koefisien angin pantai : 40 kg/m²
* Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²

berapa dimensi usuk yang dibutuhkan?

Perencanaan Reng

Pembebanan Reng

* Berat genting (gt) = 50 kg/m²
* Jarak reng (Jr) = 0,25 m
* Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Berapa dimensi reng yang dibutuhkan?

Perencanaan Usuk
Pembebanan Usuk

* Berat genting (gt) = 50 kg/m3
* Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
* Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Perencanaan Gording
Pembebanan gording

* Jarak antar balok (l) = 3,354 m
* Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
* Jarak plapon (Jp) = 1,50 m
* Berat sendiri gording ditafsir (ggd) = 5,93 kg/m
* Berat sendiri plapon (gp) = 18 kg/m

Berapa dimensi gording yang dibutuhkan?

Perhitungan Struktur Plat
Data teknis :

* Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
* Mutu baja (fy) = 240 MPa
* Beban lantai tribun (qLL) = 5 kN/m2
* Beban tangga (qt) = 3 kN/m2
* Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m
* Berat satuan spesi/ adukan = 0,21 kN/m2
* Berat keramik = 0,24 kN/m2
* Berat satuan eternit = 0,11 kN/m2
* Berat satuan penggantung = 0,07 kN/m2
* Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3

berapa tebal plat lantai yang dibutuhkan?

contoh data-data teknis diatas merupakan data yang kita butuhkan sebelum melakukan proses perhitungan perencanaan struktur, data tersebut dapatkita peroleh dari SNI (Standar Nasioal Indonesia) , Produser bahan, Desain bangunan, PBI dll.

Posted by:ILMUSIPIL.COM

Perhitungan Struktur Bangunan

Secara garis besar sebuah perencanaan struktur bangunan merupakan pencarian dimensi yang tepat untuk digunakan pada bentuk bangunan yang sudah didesain sebelumnya, perhitungan struktur bangunan meliputi: perhitungan struktur atap, struktur plat lantai, struktur kolom, struktur pondasi da struktur tangga serta konstruksi pelengkap jika diperlukan.


Perhitungan Struktur Rangka Atap

Perencanaan Stuktur Atap ini direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas
gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai
rangka baja profil dobel siku.
Data teknis

* Bentang kuda- kuda (L) : 20 m
* Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) : 3,354 m
* Kemiringan atap ( α ) : 45°
* Penutup atap : genteng (50 kg/m²)
* Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)
* Mutu baja profil siku : BJH 37
* Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²
* Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II
* Koefisien angin pantai : 40 kg/m²
* Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²

berapa dimensi usuk yang dibutuhkan?

Perencanaan Reng

Pembebanan Reng

* Berat genting (gt) = 50 kg/m²
* Jarak reng (Jr) = 0,25 m
* Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Berapa dimensi reng yang dibutuhkan?

Perencanaan Usuk
Pembebanan Usuk

* Berat genting (gt) = 50 kg/m3
* Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
* Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Perencanaan Gording
Pembebanan gording

* Jarak antar balok (l) = 3,354 m
* Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
* Jarak plapon (Jp) = 1,50 m
* Berat sendiri gording ditafsir (ggd) = 5,93 kg/m
* Berat sendiri plapon (gp) = 18 kg/m

Berapa dimensi gording yang dibutuhkan?

Perhitungan Struktur Plat
Data teknis :

* Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
* Mutu baja (fy) = 240 MPa
* Beban lantai tribun (qLL) = 5 kN/m2
* Beban tangga (qt) = 3 kN/m2
* Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m
* Berat satuan spesi/ adukan = 0,21 kN/m2
* Berat keramik = 0,24 kN/m2
* Berat satuan eternit = 0,11 kN/m2
* Berat satuan penggantung = 0,07 kN/m2
* Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3

berapa tebal plat lantai yang dibutuhkan?

contoh data-data teknis diatas merupakan data yang kita butuhkan sebelum melakukan proses perhitungan perencanaan struktur, data tersebut dapatkita peroleh dari SNI (Standar Nasioal Indonesia) , Produser bahan, Desain bangunan, PBI dll.

Posted by:ILMUSIPIL.COM